top of page
Gambar penulisMerisa Dwi Juanita

Memahami Keamanan Maritim di Tahun 2022

Diperbarui: 17 Jun 2022


Photo by Devin Koopman from Pexels

Menjelaskan pemahaman keamanan maritim di tahun 2022 merupakan hal yang cukup sulit, salah satunya karena luasnya jangkauan untuk memulai. Secara tradisional keamanan maritim dikaitkan dengan gagasan keamanan nasional suatu negara, dengan aktor yang terbatas state-to-state. Tetapi perubahan besar terus terjadi, saat ini keamanan maritim dianggap sebagai konsep yang jauh lebih luas lagi. Professor Natalie Klein dari School of Global and Public Law di Universitas New South Wales mengungkapkan bahwa saat ini keamanan maritim cenderung tentang perlindungan wilayah laut suatu negara, perlindungan infrastruktur, ekonomi, lingkungan, dan masyarakatnya dari tindakan berbahaya tertentu yang terjadi di laut (Committee, 2021). Jangkauannya lebih luas, dan aktor yang terlibat lebih beragam dari negara, pengusaha, ilmuwan, hingga komunitas sipil.


Sulitnya mengartikan secara harfiah keamanan maritim dikarenakan hingga saat ini belum ada definisi pasti tentang keamanan maritim itu sendiri. Pemahaman kita tentang keamanan maritim dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Perubahan membentuk pola yang tidak pasti. Sebelum insiden 9/11, para scholar biasa berbicara tentang keamanan maritim merupakan ancaman tradisional seperti keamanan pesisir dan kekuatan angkatan laut. Setelah insiden 9/11 yang mempengaruhi pola ancaman, scholar mengungkapkan terjadi pola yang lebih luas yaitu tentang banyak ancaman non-tradisional, seperti perampokan bersenjata, pembajakan, perdagangan narkoba, pencemaran laut dan sebagainya.

Maka dari itu, sangat sulit untuk mendapatkan kesepakatan bersama tentang apa arti keamanan maritim bagi berbagai aktor dan wilayah yang berbeda. Apakah dibagi menjadi dua pengertian secara tradisional dan non-tradisional, ataukah mengikuti pola wilayah, ataukah dengan memperkirakan pola di masa depan? Saat ini kita berada di uncertainty phase, dimana ketidakpastian menjadi pola yang perlu diteliti dan dipahami.

Perbedaan pemahaman tentang keamanan maritim di berbagai wilayah justru memunculkan opsi baru, yaitu opsi pola ketidakpastian. Di Uni Afrika, misalnya, istilah keamanan maritim lebih menekankan pada isu pencurian minyak dan kurangnya bantuan navigasi. Sementara di Asia Tenggara, terus mengkhawatirkan perampokan bersenjata, perselisihan antar negara dan insiden teroris. Di Persemakmuran Eropa, lebih menekankan pada migrasi ilegal dan perlindungan warisan budaya bawah laut. Di Tiongkok, tentu dengan ekspansi jalur sutranya dengan mempertahankan (baca: memaksakan) nine dash line sebagai hak maritim historisnya. Kini, salah satu yang menarik perhatian adalah wilayah Kutub Utara dan Antartika yang dulu dianggap aman kini diliputi kekhawatiran. Terlebih, pada COP-26 pembahasan permasalahan perubahan iklim kini disebut dengan bencana iklim untuk menekankan kondisi kritis dan call out pada pemimpin dunia untuk berkomitmen penuh untuk tidak memperbesar kerusakan yang telah terjadi (ICCTF, 2021).

Saat es mencair, berarti keamanan maritim tidak hanya terkonsentrasi pada kapal dan manusia namun juga dipengaruhi oleh bencana iklim yang mengakibatkan polusi laut di wilayah Kutub Utara, Antartika yang berarti bukan hanya harus disadari namun menunjukan komitmen pasti. Tidak berhenti sampai situ, pola berkembang hingga saat ini akibat efek COVID-19 yang menempatkan kesehatan manusia menjadi poin tambahan yang berdampak pada pemahaman keamanan maritim, negara kelimpungan antara menangani pandemi dan atau mengurusi kenaikan jumlah resiko perampokan dan pembajakan kapal laut hingga dua kali lipat, hingga meningkatnya resiko kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina yang menargetkan kapal di Laut Sulu, Sulawesi, Indonesia (The Strategist, 2021). Dengan masih berlangsungnya pandemi global COVID-19 banyak negara dengan terpaksa memangkas anggaran dari sektor pertahanan sehingga keamanan maritim pada posisi yang sulit.

Perubahan akan terus terjadi secara alamiah maupun buatan. Seperti pengaruh kemajuan teknologi di keamanan maritim. Dengan berkembangkanya teknologi dan kemampuan manusia untuk mengendalikan mesin, para scholar khawatir tentang terjadinya serangan keamanan siber terhadap kapal dan atau sistem elektronik pelabuhan, penggunaan drone untuk perencanaan dan atau pelaksanaan serangan teroris, penggunaan kapal otonom laut untuk perampokan bersenjata, pembajakan, perdagangan manusia, dan kegiatan ilegal lainnya. Konsep keamanan maritim telah berkembang pesat di tahun 2022, tren yang terjadi telah melibatkan negara hingga tekonologi terbarukan, saat ini bukan lagi tertutup hanya negara yang dapat membahas keamanan maritim, namun sipil pun terlibat dan menjadi acuan kebijakan negara dalam klausul perlindungan. Saat ini di 2022, untuk memahami keamanan maritim di pola ketidakpastian dimana segala hal bisa menjadi ancaman juga keuntungan. Keamanan maritim dapat dipahami sebagai upaya untuk melindungi hal-hal dari ancaman yang mencakup keamanan nasional, ekonomi, manusia, lingkungan, kesehatan, hingga teknologi terbarukan.



REFERENSI

Committee, I. R. and D. (2021). Corrected oral evidence: UNCLOS: fit for purpose in the 21st century? [Oral evidence transcripts]. London: House of Lords.


ICCTF. (2021). Apa Itu COP26 dan Mengapa Penting? [News]. ICCTF - Indonesia Climate Change Trust Fund. Retrieved January 30, 2022 from https://www.icctf.or.id/apa-itu-cop26-dan-mengapa-penting/


Koopman, D. (2019). Photo Of Ship During Daytime [Photo]. Pexels. Retrieved February 1, 2022 from https://www.pexels.com/photo/photo-of-ship-during-daytime-3327981/


The Strategist. (2020). Covid-19 membuat keadaan maritim Asia Pasifik jadi semakin rawan [News]. KONTAN. Retrieved January 30, 2022 from https://internasional.kontan.co.id/news/covid-19-membuat-keadaan-maritim-asia-pasifik-jadi-semakin-rawan-1



 

PENULIS

Merisa Dwi Juanita, S.IP., M.Han.

Founder of Bara Maritim






151 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page