
Situasi Terkini
Perhatian dunia terarah pada situasi keamanan pasca keputusan invasi skala penuh Rusia ke Ukraina, kondisi perang mempengaruhi perdagangan komoditas global melalui laut dan gangguan keamanan maritim kawasan tersebut. Pembuktian akan peringatan keras Rusia bukan hal yang tiba-tiba terjadi, namun sejak awal Ukraina berniat untuk mendaftar untuk bergabung dengan aliansi North Atlantic Treaty Organizations (NATO), Rusia telah memberi ancaman pada Ukraina yang merupakan bekas negara satu bagian di Uni Soviet tersebut bahwa Rusia dan Ukraina “tidak dapat dipisahkan” mengingat “kesamaan sejarah dan wilayah”, dengan kata lain Rusia merasa ancaman keamanan semakin meningkat apabila Ukraina menjadi anggota NATO, karena setiap anggota aliansi harus bersatu bersama aliansi apabila aliansi diserang.
Situasi perang mempengaruhi harga pasar semakin meningkat dengan terganggunya keamanan pelayaran yang sangat penting untuk perdagangan global dan keseimbangan supply dunia. Kondisi yang belum pulih sepenuhnya dari pandemi COVID-19 kembali digempur dengan perang bukanlah situasi ideal yang diinginkan. Menurut data Eurostat, Rusia memiliki peran penting pada perdagangan dunia, setidaknya seperempat ekspor perdagangan global gandum berasal dari Rusia dan Ukraina, Rusia juga merupakan pemasok utama batubara dunia dan 46,8% gas alam ke Eropa. Di semester awal tahun 2021, Rusia telah mengekspor 7,6 juta barel per-hari produk mentah dan olahan ke seluruh dunia, tiga kali lipat dari Iran. Ekspor minyak Rusia mewakili 8% dari permintaan minyak global, sepersepuluh dari volume perdagangan minyak laut global dan sekitar 7% dari kapal tanker internasional ton-mil menurut data dari Braemar ACM. Hampir 2% dari armada kapal tanker global dimiliki atau dikendalikan oleh kepentingan Rusia, dengan hampir 8% kepemilikan paling terkonsentrasi di armada Aframax (Chambers, 2022). Interdependensi rantai pasok antara negara pemilik bahan baku, kapal angkut berbendera, dan negara tujuan adalah mata rantai yang terdampak besar.
Tidak kondusifnya keamanan maritim dapat dilihat dari setelah serangan invasi penuh Rusia ke Ukraina seluruh operasi komersial akses ditangguhkan atas perintah militer Ukraina, dimulai dari pelabuhan terbesar Odessa Port, berhentinya kereta api, dan maskapai telah menangguhkan penerbangan ke Kiev. Rusia juga menangguhkan pengiriman komersial di Laut Azov sampai pemberitahuan lebih lanjut tetapi tetap membuka pelabuhan Rusia di Laut Hitam untuk navigasi. Situasi perairan kawasan maupun ZEE kedua negara tersebut tidak berada di zona aman, diharap semua kapal komersial menghindari wilayah tersebut.
Industri pelayaran membuat rencana darurat dengan situasi sebagian besar Eropa Timur berisiko tinggi menjadi zona perang dengan kemungkinan berdampak pada terganggunya pengiriman aliran minyak mentah, batu bara, biji-bijian, dan meningkatnya permintaan ton-mil tergantung pada tingkat sanksi dan mengamati dislokasi perdagangan.
Rusia telah memberi peringatan untuk jangan ada yang pihak yang ikut campur pada urusan perang, namun secara ekonomi Amerika Serikat dan Eropa telah bersiap memberi sanksi pada Rusia, mengingat 70% ekspor minyak mentah barat Rusia dikirim melalui Aframax (Chambers, Putin’s invasion of Ukraine seen hiking tonne-mile picture for shipping, 2022). Dampaknya, harga minyak langsung naik diatas $100 per barel dan kemungkinan akan terus meningkat di level tinggi terbaru. Di antara perusahaan yang dikenai sanksi adalah perusahaan yang memimpin pembangunan pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman, sementara lima kapal milik jalur peti kemas Rusia FESCO juga telah ditampar sanksi dari Washington.
Ukraina telah meminta Turki untuk menutup selat Bosporus dan Dardanella untuk kapal perang Rusia yang mengarah ke Laut Hitam dan Azov wilayah invasi Rusia, namun permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh Turki dengan alasan terikat pada pakta internasional yang memungkinkan kapal untuk kembali ke pangkalan. Sementara itu, Rusia baru saja menangguhkan pergerakan kapal komersial di Laut Azov dengan penumpukan kapal yang terlihat di ujung Selat Kerch.
Keamanan Maritim Kawasan Berada di Zona Bahaya
Odessa kota pelabuhan Ukraina yang merupakan hub logistik menghubungkan Asia dan Eropa telah diserang, sejumlah kapal ditemukan terdampar, termasuk tiga kapal boks tidak dapat meninggalkan pelabuhan seperti Yasa Jupiter kapal muatan milik Turki terkena rudal di Laut Hitam mengalami kerusakan ringan (Ajdin, 2022). Kapal tanker kimia berbendera Moldova, Millennial Spirit ditembaki oleh kapal Angkatan Laut Rusia di 12 mil laut selatan pelabuhan Yuzhny Ukraina, dan kapal curah Namura Queen yang dimiliki oleh Nissen Kaiun Jepang juga diduga terkena roket di pelabuhan Yuzhny. Operasi penyelamatan dilakukan oleh otoritas Ukraina.
Situasi terkini, pelaut berada di bawah ancaman dengan dua kapal induk curah kapal curah berbendera Ukraina Afina dan Princess Nicole ditahan oleh pasukan Rusia yang sedang berlayar di perairan Rumania 22 mil dari Snake Island. AIS kapal dimatikan dan komunikasi terhenti. Data terbaru menunjukkan pagi ini bahwa kapal, sarat bermuatan gandum, sekarang tinggal 18 mil di lepas pantai Krimea dengan total 50 awak ditangkap. Kiev mengutuk insiden itu sebagai tindakan pembajakan (Chambers, 2022).
Analisis Risiko Keamanan Maritim Akibat Perang Rusia-Ukraina
Eskalasi perang semakin meningkat, elemen risiko serangan cyber (dan lebih dari itu) dapat segera dilakukan oleh Rusia ditargetkan kepada negara yang ikut campur perang, peringatan keras ini jelas tertuju terkhusus kepada Amerika Serikat dan anggota NATO. Apabila serangan ditargetkan kepada infrastruktur vital perdagangan seperti pelabuhan, maka akan menambah daftar panjang kerusakan rantai pasok dagang internasional mengakibatkan kerugian besar bagi pelaku industri niaga perkapalan, negara mitra kerjasama, dan tentu saja negara yang sedang berperang karena pendapatan ekonomi akan menurun drastis.
Perang dapat menyebar bukan hanya di kawasan Rusia-Ukraina namun meluas, seperti zona konflik Tiongkok-Taiwan, Laut China Selatan antara Amerika Serikat-Tiongkok, dan negara lain dengan tensi yang meningkat akibat dipicu panasnya suhu perang di Rusia dan Ukraina. Bagaimana Rusia dan Ukraina mengelola situasi itu akan menjadi game changer pada situasi konflik yang lain.
Gangguan komplikasi pelayaran internasional mengakibatkan konsekuensi panjang pada roda ekonomi, sosial, keamanan dunia. Zona Laut Hitam dan Laut Azov tidak aman untuk pelayaran dan entah sampai kapan akan kembali normal, hingga waktu pemulihan berarti kapal-kapal harus menghindari zona tersebut.
Kebutuhan logistik dunia terancam karena gangguan perdagangan global melalui laut akibat pecahnya perang dimana Rusia dan Ukraina menjadi penyedia bahan mentah dan olahan dan negara-negara mitra kerjasama ekonomi menarik diri walaupun hal tersebut menjadikan kerugian besar bagi semuanya. Selain itu, logistik kedua negara yang sedang berperang pun berada di jurang kerawanan ditambah faktor cuaca di musim dingin dan ditutupnya semua akses masuk Ukraina, maka semakin lama Rusia di Ukraina semakin persediaan amunisi awal yang didukung baik oleh artileri dan air support menipis. Untuk serangan darat Rusia memerlukan bahan bakar, makanan, dan kebutuhan dasar lainnya untuk menjalankan operasionalnya.
Negara kawasan terkena dampak terdekat seperti Moldova, Rumania, Bulgaria, dan Georgia akibat ancaman keamanan di jalur perniagaan Laut Hitam dan Laut Azov. Sedangkan Turki masih masih memiliki akses aman di Laut Mediterania.
Dengan memanasnya situasi keamanan di Ukraina oleh invasi penuh Rusia, membuktikan bahwa ancaman tradisional perang masih ada, maka dari itu kesiapan negara dalam mitigasi bencana perang menjadi keharusan untuk meminimalisir kerugian yang terjadi. Sementara ini perdagangan dan pelayaran yang melibatkan Rusia dan Ukraina berhenti sementara, dan kawasan laut hitam dan perairan di sekitar Eropa Timur patut dihindari untuk mencegah spillover dari perang. Saat ini yang menjadi prioritas adalah keselamatan masyarakat setempat dan langkah cepat tepat pemimpin dua negara tersebut untuk meredakan tensi sehingga dapat bernegosiasi dalam diplomasi.
REFERENSI
Ajdin, A. (2022). Carriers urged to avoid the Black Sea as Turkish bulker gets hit off Odessa. Retrieved Februari 26, 2022, from Splash 247: https://splash247.com/carriers-urged-to-avoid-the-black-sea-as-turkish-bulker-gets-hit-off-odessa/
Chambers, S. (2022). Putin’s invasion of Ukraine seen hiking tonne-mile picture for shipping. Retrieved Februari 26, 2022, from Splash 247: https://splash247.com/putins-invasion-of-ukraine-seen-hiking-tonne-mile-picture-for-shipping/
Chambers, S. (2022). What the Russia-Ukraine standoff means for global shipping. Retrieved Februari 26, 2022, from Splash 247: https://splash247.com/what-the-russia-ukraine-standoff-means-for-global-shipping/
Chambers, S. (2022). Seafarers under increased threat as two bulk carriers are detained by Russian forces. Retrieved Februari 28, 2022, from splash247.com: https://splash247.com/seafarers-under-increased-threat-as-two-bulk-carriers-are-detained-by-russian-forces/
PENULIS

Comments